- Latar Belakang
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun
persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal
(40% dari total investasi). Harus ada keseimbangan antara investasi
persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Maka dari itulah timbul yang namanya Konsep
Just In Time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk
aktifitas
produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat
bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking
cost. Tujuan utama
Just In Time adalah untuk meningkatkan laba
dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian
biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan
bagian produksi haruslah baik. Keterlambatan akibat salah perhitungan
atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar
Just In Time
sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full
system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta,
pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Tujuannya
adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Just In Time
didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan
komponen-komponen lainnya.
Tenaga kerja langsung dalam lingkungan
Just In Time
dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada
pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana Just In Time diterapkan pada perusahaan industri
- Bagaimana kontribusi Just In Time pada perusahaan industri
- Tujuan
- Untuk mengetahui perkembangan Just In Time dalam perusahaan industri
- Untuk mengetahui kontribusi Just In Time pada perusahaan industri
- LANDASAN TEORI
- Pengertian JIT
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang
memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal
lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
- Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa
harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan
biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
- Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih
tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak
memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan
kepuasan pembeli dapat meningkat.
- Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
- Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan
seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan
sebagainya.
A. Pembelian JIT
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk
memenuhi permintaan atau penggunaan.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:
1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat
mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan
pamasoknya.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2. Perubahan
“cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya
langsung.
4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual
- Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
B. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk
yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh
tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan
pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap
workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep
persediaan nol).
2. Mengurangi atau meniadakan “
Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu nol).
3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk
mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk
(
workstation).
4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga
aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
1.
Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3. Waktu perpindahan
4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (
cost pools) untuk aktivitas tidak langsung
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi
selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual
- Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”
2. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada
yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem
pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
- Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.
2.1. JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.
Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (
Demand-Pull).
Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk
tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli
(pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional
meliputi:
a. Persediaan Rendah
b. Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c. Filosofi TQC (
Total Quality Control)
2.2. JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya
digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat
ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang
berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas
jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
2.3. Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT
Salah satu konsekuensi dari penurunan
biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan
keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk).
Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung
dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung
maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.
2.4. JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
Dalam manufaktur tradisional,
sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai
departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa
didesentralisasikan.Hal
ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara
langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam
sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh
tenaga kerja tidak langsung.
2.5. Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung
Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara
signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1. Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2. Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
2.6. Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan
Salah satu masalah pertama akuntansi
yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah
kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian
persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus
dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan
pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan persediaan nol (atau paling
tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan
menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan
keuangan.Dalam
JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan
tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat
untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual
berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis
profitabilitas lini produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing,
(e) keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.
2.7. Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan
Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama,
perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari
pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk
bisnis berulang-ulang.
Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak
membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok
produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular.
lagi pula, karena ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak
praktis untuk menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan.
Maka lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok
proses.
2.8. Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT
Dalam metode proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih
rumit karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan
JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen
tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari periode
sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.
2.9. JIT dan Otomasi
Sejak sistem JIT digunakan, biasanya
hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam beberapa hal. Karena
tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk mengikutinya
dengan pemilikan teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan
untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c)
meningkatkan mutu dan pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e)
meningkatkan keluaran.
Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai
produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan
terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang
merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional
sekarang menjadi biaya langsung.
Summary ”JIT”
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting
dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi
hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya
memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang
diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian
diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha
untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan
produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas
system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam
kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just In Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
1. menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. memproduksi dengan jumlah kecil
3. menghilangkan pemborodan
4. memperbaiki aliran produksi
5. menyempurnakan kualitas produk
6. orang-orang yang tanggap
7. menghilangkan ketidakpastian
8. penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan
produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu
diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana
menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan
bagaimana cara kerja JIT
• Membentuk Aliran/Penyederhanaan
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu
ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut,
dan memecahkan masalah awal.
• Kanbal Pull System
Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan,
karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:
1. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,
3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya
4. Meratakan beban produksi
5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning
6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system
visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit
dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang
dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa
produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi
silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan,
manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot
yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin
digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda
yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance
TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin
membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh
operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam
pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus
bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt
tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua
kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Startegi Penerapan Just In Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian
Just In Time. Dukungan, yaitu
dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan
khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan
tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah
cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang
dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk
jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau
proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan
Just In Time dalam system produksi.
Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang
bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan
sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini
produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua
kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu
lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan,
dan sebagainya.
JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga
merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan
semua fungsi dan aktivitas.
Keuntungan JIT antar lain
1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan pemotongan waktu
dan biaya ini akan membuat perusahaan lebih efficient, dan perusahaan
dapat lebih fokus untuk perbaikan pada bidang lainnya.
2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa
pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
PEMBAHASAN
Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya
persaingan telah mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk
merampingkan kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data
akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu muncullah ide
Just In Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada
permintaan. Akibatnya pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar,
yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah.
Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan
perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan
kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terus-menerus
untuk merespon perubahan dengan meminimisasi pemborosan. Ada empat aspek
pokok dalam sistim JIT yaitu :
- Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk.
- Komitmen terhadap kualitas prima.
- Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
- Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan nilai tambah.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku
cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya
adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Just In Time
didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan
komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan
Just In Time
dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada
pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan :
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan
ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga
kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para
pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen
tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal
lainnya. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai
penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan
mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau
bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu
karena sesuatu atau hal lainnya.
Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu sudah barang tentu memakan biaya besar. Sistem
Just In Time merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persedian. Perusahaan yang mengadopsi system
Just In Time
ke proses produksinya mestilah merancang kembali fasilitas – fasilitas
pabrikasinya dan kejadian – kejadian yang memicu proses Produksi
berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam system
tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over
produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya.
Oleh karena itu munculah ide
Just In Time yang memproduksi
apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi
apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya
pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan
kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut
menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama
Just In Time
adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang
dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta
perbaikan kinerja pengiriman.
Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna
mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan
bahwa proses atau orang yang membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk
menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT menghapus
kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan
dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus
menerus agar dapat berproduksi.
Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam
kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat
kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang
kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di
gudang. Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur
produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah
selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang
sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan.
Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus
memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dalam JIT harus
tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang
bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering
melakukn pesanan terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika
pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih ke perusahaan produksi
lainnya.