Konsep “pemimpin” berasal dari kata
“leader” dan “kepemimpinan” berasal dari kata “leadership”. Bennis mengatakan
bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai
tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan, atau
mengontrol usaha (upaya) orang lain atau melalui prestize, kekuasaan atau
posisi.
Menurut Gibson Kepemimpinan adalah suatu usaha
untuk menggunakan gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu
dalam mencapai tujuan. Sementara Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan pekerjaan
anggota kelompok. Definisi umum kepemimpinan adalah cara atau teknik yang
digunakan pimpinan dalam mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan
kerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
TEORI KEPEMIMPINAN
Ada
tiga hal yang mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu : Teori Genetik :
Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah memiliki
bakat sebagai pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.
Teori Sosial : Teori mengatakan bahwa seorang pemimpin
harus dibentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh
karena itu seorang jadi pemimpin karena proses pendidikan dan pelatihan.
Teori ekologis, ini merupakan penggabungan
dari dua teori diatas, dimana dijelaskan bahwa seorang menjadi pemimpin karena
bakat yang dimilikinya sejak lahir kemdian dikembangkan dengan pendidkan dan
pelatihan yang dipengaruhi pula oleh lingkungan sekitarnya. Tidak terlepas dari
lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka dalam prakteknya ada dua terapan teori
kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory) yang dikemukakan
oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional Theory) dikemukakan oleh
Filley.
1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist
Theory)
Teori
ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat
psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima
sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a. Intelegensia : Para pemimpin pada
umumnya relatif harus lebih cerdas dari orang-orang yang dipimpinya.
b. Visioner : Pemimpin harus memiliki
kematangag dan keluasan pandangan sosial. Secara emosional para pemimpin harus
mampu melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki control yang baik dalam
mengendalikan kondisi yang kritis.
c. Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki
kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri sendiri yang didukung oleh
kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki
sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi
kekurangan yang dimiliki
d. Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan
semangat yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk senantiasa tampil sebagai
solusi dari setiap permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem solving
yang jelas terhadap suatu masalah yang dihadapi
e. Komunikatif : Pemimpin harus memiliki
kemampuan melakukan hubungan dan komunikasi dengan setiap orang dengan tipe
apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus
didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
memahami individu yang dipimpinnya.
2. Teori Situasional (Situasional
Theory)
Teori ini berpendapat bahwa
keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang ada disekitarnya,
bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan bahwa
seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi disekitarnya
mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan seorang
pemimpin berhasil secara kebetulan :
a. Sejarah organisasi : seorang pemimpin
berhasil karena dia kebetulan memimpin organisasi yang awalnya sudah berhasil
dan memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan di
organisasi tersebut.
b. Umur dari Pejabat lama : seorang
pemimpin menjadi berhasil karena adanya “warisan” dari pemimpin sebelumnya yang
kebetulan menjadi seniornya dan karena masa kepemimpinan pimpinan yang lama
telah usai, maka dialah yang berhak mewarisi kepemimpinan tersebut dengan
segala nama besar pemimpin sebelumnya.
c. Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan
masyarakat yang dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan patuh terhadap
apapun yang menjadi keputusannya.
d. Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai
berhasil karena kebetulan beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya sangat
ringan dan tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah
diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.
e. Susana Psikologis : Pemimpin juga
biasanya secara kebetulan diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin, ada kalanya
seorang pemimpin hanya membawahi orang-orang “biasa “ yang menerima segala
sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya kritis sedikit pun
terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi, sehingga organisasi dalam keadaan
terkendali dan pemimpinnya dianggap berhasil.
f. Jenis Organisasi : Keberhasilan
Pemimpin juga karena kebetulan organisasi yang dipimpin hanya dalam skala kecil
sehingga masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan
organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala sedikitpun
g. Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang
dianggap berhasil karena kebetulan dia mengambil keputusan yang tepat, ini
karena waktu yang digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas dan tidak
mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan dengan tenang, lain
halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sesuatu sangat sempit dan
mendesak, pasti hasilnya tidak maksimal.
PRILAKU KEPEMIMPINAN
Menurut Duncan,
dalam kepemimpinan ada beberapa prilaku yang kita kenal, namun secara umum
dibagi tiga yaitu :
1. Otokratis
Gaya
kepemimpinan Otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin
banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku bawahannya. Dalam gaya ini
pemimpin banyak memperhatikan pencapaian tujuan, oleh karena ini gaya ini lebih
banyak menentukan apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya.
Gaya ini biasanya
digunakan oleh Pemimpin yang memiliki status yang tinggi, seorang yang berkuasa
dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah
gaya yang lebih banyak menekankan partispasi bawahan atau orang yang
dipimpinnya dalam menentukan suatu keputusan. Para bawahan diberikan kesempatan
untuk menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya.
Gaya kepemimpinan in berasumsi bahwa
pikiran pendapat orang banyak jauh lebih baik daripada pendapat diri sendiri,
selain itu akan berdampak pada tanggungjawab pelaksanaannya.
3. Laissezfaire (Bebas)
Gaya
kepemimpinan ini lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya
ini pemimpin akan menyerakan pengambilan keputusan kepada kepentingan kelompok,
apa yang terbaik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan pimpinan.
GAYA DASAR KEPEMIMPINAN
Dalam
hubungannya dengan prilaku pemimpin, maka ada dua hal yang biasanya dilakukan
oleh pemimpin terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan dan prilaku
mendukung.
Perilaku mengarahkan adalah
sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk
komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan apa yang seharusnya
dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi secara ketat
apa yang dilakukan oleh bawahannya.
Perilaku mendukung adalah sejauh ana
seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar
saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, serta
melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.
Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan (Sumber
Lain)
Beberapa teori telah dikemukakan para
ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda
dengan teori yang lainnya.Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling
pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam
mengadakan “leaders are born and not made”. bahwa penganut teori ini mengatakan
bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam
keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia
menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa
“leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan
sebaliknya yaitu :
“Leaders are made
and not born”
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap
orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan
untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan
dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini
berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada
waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah
dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi
positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori
yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang
jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti
apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Pada umumnya para pemimpin dalam
setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai
berikut :
1. Tipe pemimpin otokratis
2. Tipe pemimpin militoristis
3. Tipe pemimpin paternalistis
4. Tipe pemimpin karismatis
5. Tipe pomimpin demokratis
1. Tipe pemimpin demokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa
pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri
pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi.
c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat
semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal
f. Dalam menggerakkan bawahan sering
mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat
diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini
tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2. Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu
bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan
pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam
militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin
yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah
ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka
menggunakan pangkat dan jabatannya.
c. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan
mutlak dari bawahan
e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe
pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3. Tipe pemimpin fathernalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis,
mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin
seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan
mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu
sentimentil.
Sifat-sifat umum
dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b) Bersikap terlalu melindungi bawahan
c) Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan
wewenang.
d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk
mengembangkan inisyatif daya kreasi.
e) Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin
seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar
negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas
terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen
belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma.
Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat
besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
Kebanyakan para pengikut menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang
faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil
pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang
ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang
terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan
kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari
tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di
dunia.
2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan
tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan
dari kritik bawahannya.
4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan
berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak
mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam
mencapai tujuan.
6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses daripadanya.
7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
8. Dan sebagainya.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin
tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Syarat-syarat pemimpin yang baik
Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa seorang yang tergolong sebagai pemirnpin adalah seorang yang pada waktu
lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan
dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman
kerja.
Pengambangan kemampuan itu adalah
suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang
bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat
antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut :
a) Pendidikan umum yang luas.
b) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
genoralist yang baik juga.
c) Kemampuan berkembang secara mental
d) Ingin tahu
e) Kemampuan analistis
f) Memiliki daya ingat yang kuat
g) Mempunyai kapasitas integratif
h) Keterampilan berkomunikasi
i) Keterampilan mendidik
j) Personalitas dan objektivitas
k) Pragmatismo
l) Mempunyai naluri untuk prioritas
m) Sederhana
n) Berani
o) Tegas dan sebagainya.
Sumber
https://tirzarest.wordpress.com/2011/12/21/teori-dan-tipe-kepemimpinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar