DPR Duga Ada Sabotase dalam Kasus
Penyelundupan Senjata di Sudan
Liputan6.com, Jakarta - Pasukan
perdamaian dari Polri yang tergabung dalam Formed Police Unit (FPU) tertahan
kepulangannya di Sudan. Menurut otoritas hukum setempat, mereka diduga berupaya menyelundupkan
senjata dari Sudan.
Anggota
Komisi I DPR Asril Tanjung menyayangkan dengan kejadian tersebut. Sebab, sejauh
ini pasukan militer Indonesia mendapatkan apresiasi positif. Indonesia pun
menjadi negara terbesar yang mengirim kontingen dan sudah mendapatkan pengakuan
dari PBB.
"Kalau memang ada kejadian seperti ini, sangat memalukan.
Mudah-mudahan saya rasa tidak. Karena Kapuspen TNI sudah membantah tidak ada
terlibat satu pun TNI. Kapolri di TV juga membantah, tidak ada anggota polri
terlibat," kata Asril di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Politikus
Partai Gerindra ini menduga ada pihak-pihak yang melakukan sabotase dalam kasus
penyelundupan senjata yang memang
sengaja untuk membuat malu nama Indonesia.
"Saya
berpikir seperti itu. Kalau tidak sabotase keinginan untuk bisa bonceng dan
ingat bandara di Sudan tidak seperti kita yang sudah teratur. Ini banyak yang
terbuka," papar dia.
Untuk
itu, Asril berjanji akan menanyakan kasus penyelundupan senjata ini kepada
Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN)
terkait perkembangan kasus tersebut.
"Isu-isu
aktual, anggota berhak menanyakan perkembangan terbaru berkaitan tugas
mitra-mitra kita. Baik Menhan, Panglima dan BIN yang menonjol kejadian di
Sudan," tandas Asril.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar